Sunat-sunat dalam Berpuasa Menurut Imam Syafi'i
Ahlan Wa Sahlan yaa Ramadhan
Alhamdulillaah. Kita masih
diberikan kesempatan untuk bertemu dengan Bulan Suci nan Mulia, yakni Bulan
Ramadhan 1439 H. Semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan kemampuan untuk
melaksanakan ibadah pada Bulan Suci ini, aamiin.
Pada kesempatan kali ini,
izinkan saya untuk membagikan suatu kebaikan mengenai Bulan Suci ini. Kebaikan
berupa materi ini saya peroleh saat saya mendengarkan ceramah yang dibawakan
oleh Guru kami, yakni K.H. Sulaiman Jazuli Yahya, atau yang akrab disapa dengan
sebutan Buya Anom, di salah satu majelis ilmu di Kota Cimahi. Inilah materi
yang beliau paparkan seputar Ramadhan.
Terdapat 6 (enam) sunat dalam
berpuasa, yakni :
1. Takjil (Menyegerakan
Berbuka)
Menyegerakan berbuka puasa
hukumnya sunat. Artinya, saat adzan telah berkumandang, kita dianjurkan untuk
segera berbuka puasa, yakni membatalkan puasa kita dengan membaca do'a
dibarengi dengan makan/minum. Tentunya, berbuka puasa pun tidak boleh langsung
sembarang memakan makanan/minum. Dalam syari'at, dianjurkan untuk
meminum/memakan sesuatu yang manis terlebih dahulu. Rasulullah SAW selalu
mengawali berbuka puasanya dengan kurma. Disunatkan untuk memakan kurma dengan
jumlah yang ganjil, baik itu satu, tiga, lima, dsb. Setelah itu boleh
dilanjutkan dengan meminum air, atau dalam budaya Indonesia para pedagang
menjajakan kolak, es buah, dan lain sebagainya.
2. Mengakhirkan Sahur
Sahur merupakan makan malam
selepas dini hari sebelum muncul waktu subuh. Ritual ini dilaksanakan saat kita
akan melaksanakan ibadah shaum. Mengakhirkan sahur merupakan sunat, karena
dianjurkan bagi kita untuk makan tidak terlalu banyak saat sahur, dan
menghindari untuk tidur kembali selepas sahur. Sahur yang dianjurkan kira-kira
sekitar 30 menit sebelum imsak. Adapun imsak adalah batas antara makan sahur
dengan adzan shubuh, kira-kira 10 menit sebelum adzan shubuh. Hal ini dilakukan
agar seseorang tidak melampaui makan sahur hingga adzan shubuh, atau seseorang
dapat bersiap-siap untuk menghentikan aktivitas makan dan minumnya menjelang
adzan shubuh.
3. Memberi Kepada Orang yang
Berpuasa
Indahnya berpuasa di Bulan
Ramadhan adalah tatkala kita berbuka, biasanya selalu ada momentum buka
bersama, baik itu dengan keluarga atau pun dengan karib kerabat. Segala macam
makanan dan minuman disediakan, meskipun kenyataannya saat berbuka kita tidak
dapat memasukkannya langsung ke dalam perut kita. Di masing-masing masjid pun
biasanya selalu disediakan takjil, sehingga orang-orang yang hendak
melaksanakan shalat maghrib biasanya berbuka puasa bersama di masjid. Hal ini
menjadi salah satu kesempatan kita untuk meraih kebaikan dan pahala, yakni
memberi makan dan minum kepada orang yang berpuasa. Memberi kepada orang yang
berpuasa bukan berarti kita harus memberi makanan dan minuman lengkap segala
ada, akan tetapi sesuai dengan kemampuan kita saja. Jika kita sanggup memberikan
takjil dan makanan berat berupa nasi kepada orang yang berbuka, maka
lakukanlah. Namun apabila tidak sanggup maka tak usah dipaksakan. Kalau pun
kita hanya sanggup memberi sebiji kurma saja kepada orang yang berpuasa, maka
insya Allah akan diberi ganjaran terbaik di sisinya. Bahkan Rasulullah SAW pun
bersabda “Barang siapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka ia akan
mendapatkan ganjaran yang setimpal dengan orang yang berpuasa tsb”. Masya
Allah, kebaikan sedikit pun jika dilakukan di Bulan Ramadhan maka dibalas
dengan berkali-kali lipat. Jadi siapa nih yang masih belum mau berbagi di Bulan
yang penuh berkah ini?
4. Membaca Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan Wahyu Allah yang disampaikan kepada Rasulullah
SAW melalui perantara Malaikat Jibril. Betapa agungnya Al-Qur’an sebagai pedoman
hidup umat Islam yang didalamnya berisi kabar gembira dan peringatan. Karena Al-Qur’an
sebagai Kitab Suci Umat Islam yang wajib kita baca bahkan kita amalkan, sehingga
melakukannya pun akan mendapat pahala, apalagi jika dibaca di Bulan Ramadhan. maka
membaca al-Qur’an pada waktu Bulan Ramadhan pun akan dijanjikan pahala yang
berkali-kali lipat. Biasanya masyarakat melakukan tadarusan di masjid atau pun
tilawah di rumah masing-masing. Dapat dihitung apabila dalam satu hari kita melaksanakan
tilawah 1 juz, maka dalam satu bulan puasa kita dapat khatam Al-Qur’an. Berikut
ini ada acuan puasa tilawah jika kita ingin mentargetkan khatam Al-Qur’an, baik
sekali, dua kali, atau pun lebih.
5. I’tikaf
I’tikaf merupakan aktivitas yang dilakukan di dalam mesjid, baik
itu hanya berdiam diri saja, berdzikir, membaca al-qur’an, mendengarkan ceramah,
dsb. Insya Allah segala bentuk kegiatan tersebut akan dinilai sebagai kebaikan.
Tapi jangan sampai kita berdiam diri di mesjid untuk tidur sepanjang hari ya,
hehe. I’tikaf biasanya dilakukan oleh laki-laki. Adapun wanita tidak dianjurkan
untuk i’tikaf, namun tidak dilarang pula jika ingin beraktivitas di dalam mesjid.
Adapun dampak positif i’tikaf jika kita benar-benar melaksanakannya, akan
menjadikan kita sebagai orang yang lebih baik, disamping mendapat ganjaran di
sisi Allah SWT. I’tikaf dapat menuntun kita untuk berdzikir melantunkan pujian
pada Allah, memikirkan keagungan-keagungan Allah, kekuasaan Allah, dan menunjukkan
bahwa kita hanyalah makhluk yang kecil yang tak berdaya tanpa-Nya. Kita juga
dapat memikirkan segala macam kesalahan yang telah kita perbuat dan cenderung
melakukan taubat atas segala dosa-dosa kita. I’tikaf juga sangat dianjurkan
pada kita di 10 hari terakhir di Bulan Ramadhan.
6. Sedekah
Sedekah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain tanpa
mengharapkan imbalan apapun, dalam artian ikhlas. Sedekah disini bermakna
banyak, selain memberi takjil kepada orang yang berpuasa yang telah disebutkan pada
poin sebelumnya. Sedekah dapat berarti memberi kepada fakir miskin, menyantuni anak
yatim, bakti sosial, dan segala bentuk kegiatan memberi lainnya. Adapun jika
kita berniat ikhlas, maka pahalanya sungguh sangat besar. Apalagi kita
melakukannya di Bulan Ramadhan.
Sesuatu yang ingin didapat dengan maksimal maka harus ditebus
dengan proses dan pengorbanan yang setimpal. Sekitar 14 jam kita berpuasa,
dengan menahan lapar dan haus. Seringkali kita lemas jika melaksanakan aktivitas,
apalagi di luar rumah. Namun semata-mata hal itu Allah perintahkan agar kita dapat
merasakan penderitaan orang-orang miskin yang lapar dan haus setiap hari. Masa
kita hanya diperintahkan satu bulan saja sudah menyerah? Ternyata dibalik rasa
lapar dan haus itu Allah membelenggu iblis dan setan untuk menggoda kita
melakukan dosa. Segala bentuk hawa nafsu kita untuk melakukan perbuatan dosa,
Allah alihkan terhadap rasa lapar dan haus kita. Sehingga kita hanya fokus kepada
lapar dan haus, bukan pada tindakan maksiat.
Dengan hadirnya tamu agung yang singkat ini, kita harus
memanfaatkan detik demi detik untuk beribadah pada Allah. Jangan sampai kita
melalaikan kesempatan terbaik ini, karena belum tentu kita dapat berjumpa lagi
dengan Bulan Ramadhan di tahun selanjutnya. Salah satu di antara orang-orang
yang celaka adalah apabila seseorang memperlakukan bulan Ramadhan sama seperti
bulan-bulan lainnya, tidak terjadi peningkatan amal ibadah. Yang lebih parah
lagi adalah apabila dia lebih banyak melakukan maksiat dibanding ibadah di
Bulan yang penuh berkah ini. Na’udzubillaah...
Sekian materi yang saya tangkap pada ceramah kali ini. Apabila terdapat
kesalahan penafsiran atau pun konteksnya, harap ingatkan saya agar saya dapat memperbaikinya. Karena
manusia merupakan letak kesalahan atas segala kekurangannya. Barangkali ada
materi yang terlewat atau tidak sesuai, mohon dimaafkan. Jazaakumullaah...
Komentar
Posting Komentar